Sunday, September 14, 2008

tegalalang

Pagi ini dia terbangunkan alarm yang dengan sengaja berteriak tepat jam 6pagi. Meski dengan terbata-bata karena dini harinya sempat menerima telpon dari 2 sahabatny, tak memadamkan api yang berkobar sejak diumumkannya hari minggu ini libur. Otak (meski memory terbatas) yang menerima sinyal mulai berkecamuk untuk memutuskan besok pagi sepedaan kemana. Begitu kerjaan selesai, dia langsung menuju ke kost, tanpa mandi dulu untuk menyiapkan segala kebutuhannya untuk esok pagi. Ban dalam,hand tool,tire lever,pump,helm,glove,cyclo. Barulah dia mandi untuk mengembalikan kesegaran yang hilang sejak menjelang sore kudu mengabadikan couple untuk post wedding dengan sunset yang sangat exotic.
Sepeda yang telah disiapkan semalam sudah siap untuk dikayuh dipagi hari yang dinginnya cukup membuat tubuhnya yang kurus, bak tulang dibungkus kulit itu menggigil. Menyusuri jalan aspal dengan genjotan perlahan namun lambat, udara pagi yang segar membuatnya tetap semangat. Sawah-sawah yang hijau menghampar luas membuat matanya yang masih lengket perlahan mulai membuka melek. Akhirnya sampai juga di Tegal lalang,penataan yang entah disengaja atau tidak tampak begitu elok nan permai. Setelah menikmati beberapa saat, ia mulai membuka tasnya dan mengambil Noni, 400Dnya yang sampai saat ini belum lunas. Photosesion tidak berlangsung lama, tak ketinggalan dia berpose untuk sebagai bukti kehadirannya, dengan selftimer pastinya.
Perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri jalan seperti waktu berangkat tadi. Tujuan berikutnya adalah monkey forest. Perjalanan kali ini tidak terlalu banyak menguras tenaga,jalanan turun masalahny. Ia begitu menikmatinya, tampak wajah yang emang gak cakep itu terlihat lebih sumringah. Terlihat petunjuk jalan menuju monkey forest setelah beberapa saat ia mengayuh sepedanya. Tiba-tiba ia teringat dengan cerita sahabatnya kalau kantornya tidak terlalu jauh dari pertigaan monkey forest.

0 komentar: